Bareksa.com - Tim Analis Bareksa melihat potensi harga emas yang akan meningkat tahun depan, ditopang sejumlah sentimen global. Emas bisa jadi pelengkap portofolio investasi bersama dengan reksadana yang menjadi rekomendasi, sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko investor.
Tahun depan kilau emas diproyeksikan masih akan meningkat seiring dengan outlook penurunan inflasi global dan pemangkasan suku bunga bank sentral di dunia. Berbekal pelemahan Indeks Dolar akibat data inflasi AS yang membaik untuk bulan Oktober, harga emas bisa berbalik menguat setelah melemah dalam seminggu terakhir.
Emas tidak hanya menguat di kala resesi tetapi juga di saat terjadi depresiasi mata uang.
Beli Emas Logam Mulia, Klik di Sini
Harga Emas Mencoba Untuk Melewati Rekor Tertingginya Selama 3 Tahun Terakhir
Sumber: Bloomberg, World Gold Council
Harga energi terutama minyak yang selama ini menjadi momok yang menakutkan bagi inflasi di AS per 17 November kemarin harganya sudah berbalik melemah mendekati harga bulan Juli. Pada saat itu terjadi pengumuman bahwa Rusia dan Arab Saudi memangkas produksi mereka sebesar 1,3 juta barel per hari. Turunnya harga minyak sendiri mayoritas disebabkan oleh adanya pasokan berlebih dan permintaan yang lemah akibat suku bunga yang tinggi menggerus daya konsumsi masyarakat.
Harga Pengiriman dan Baltic Dry Index Kembali ke Level yang Rendah
Sumber: Bloomberg, Baltic Exchange, Drewry
Selain itu, Tim Analis Bareksa melihat ke depannya akan ada faktor soft landing recession yang menjadi sebuah katalis yang menarik buat emas itu sendiri. Mulai meningkatnya tingkat klaim pengangguran di Amerika bisa menjadi sebuah pertanda di mana AS akan mengalami soft landing recession. Berdasarkan data historis, ketika Bank Sentral Amerika menahan suku bunga lebih dari 2 bulan pada periode kenaikan suku bunga, maka biasanya akan menyebabkan resesi.
Defisit anggaran pemerintah AS terhadap PDB juga diproyeksikan terus melebar ke depannya. Sebagai informasi, tahun ini defisit APBN AS mencapai $2 triliun, naik hampir 100% dibandingkan tahun lalu. Hal tersebut berarti pemerintah perlu menerbitkan utang dalam jumlah lebih besar dan terbuka peluang pemerintah harus menawarkan dengan suku bunga yang lebih tinggi agar bisa menarik minat investor.
Defisit Pemerintah AS Terhadap PDB Diproyeksikan Terus Melebar
Sumber: Congressional Budget Office, Office of Management and Budget
Tim Analis Bareksa memproyeksikan target harga emas tahun depan berada`pada level Rp1,15-1,2 jtuta/gram. Sehingga harga saat ini merupakan harga yang menarik untuk melakukan akumulasi. Perlu diketahui oleh investor bahwa investasi emas digital bukan objek pajak sehingga imbal hasil yang diperoleh, semuanya bisa dinikmati oleh investor.
Investasi Emas Aman dan Mudah, Klik di Sini
Terakhir, Tim Analis Bareksa juga merekomendasikan Principal Index IDX30, Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A dan Trimegah FTSE Low Volatility Index Fund pada minggu ini dikarenakan harga saham berkapitalisasi besar mayoritas saat ini masih dalam berada dalam posisi diskon.
Beli Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund
Produk Reksadana Indeks Saham Rekomendasi Bareksa
Nama Produk | Dana Kelolaan | Imbal Hasil | |
1 November - 17 November 2023 | 1 Tahun | ||
Rp885.34 Miliar | 3.43% | 6.54% | |
Rp 64.97 Miliar | 4.72% | 1.00% | |
Rp30.85 Miliar | 4.03% | 4.05% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 17 November 2023, dana kelolaan per Oktober 2023
Beli Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.